Ia malu untuk datang sendirian.
Membawa kebeningan, ia datang bersama teman-temannya.
Biasanya hujan selau datang diwaktu-waktu dibutuhkan bumi. Tapi tak jarang hujan membuat bumi kesal dengan kedatangan terus-menerus. Bumi bosan dan tak mampu menyambut dan menjamu baik kedatangannya yang terlampau sering. Sehingga bumi meluapkan airnya.
Mungkin itu cara hujan menunjukkan kerinduannya setelah kemarau panjang yang terlalu lama.
Walau terkadang hujan mengabari kedatangannya melalui angin dan petir, kilat dan guruh juga menjadi media komunikasi. Tapi, sering juga ia malu-malu dan datang diam-diam. Disaat panas dan cuaca cerah, ia seperti hendak memberi kejutan pada bumi.
Cinta itu seperti Hujan pada Bumi...
Hujan dan bumi itu saling memberi dan saling menerima.
Air dibumi selalu berjumlah sama meski hujan terus mengguyurnya.
Karena bumi selalu menguapkannya kembali keatas.
Bahkan dalam kemasan yang lebih indah. Awan :)
Cinta itu seperti Hujan pada Bumi
Mereka tak pernah merasa mendapat dan memberi lebih banyak.
Siklus yang bijaksana.
Komunikasi dua arah yang sempurna.