"hati-hati yan..."
"pelan-pelan aja..."
"awas itu didepan liat..."
tapi, Ian pasti marah karena dia jadi kaget dan ga nyaman.
"nih, bawa ajala motornya sendiri kalau ga percaya sama aku, seolah-olah orang yang dibonceng lebih hebat bawa motornya dari pada yang bawa motor"
begitu ungkap Ian padaku.
Setelah dipiki-pikir, bener juga sih kata Ian. hampir sama perumpaannya dengan penonton dan pemain bola kaki. Penonton selalu bersorak mengejek saat pemain bola melakukan kesalahan, seolah-olah penonton itu lebih pinter main bolanya dibanding pemain bola itu sendiri.
Lalu, apa bedanya dengan kehidupan.
disaat apa yang aku lakukan selalu salah dimata orang lain yang mengikutiku.
apa yang coba aku pilih selalu dikomentari negatif.
sebenernya aku tidak pernah meminta untuk terus diikuti jika tidak suka dengan apa yang aku lakukan.
sama seperti Ian yang tidak pernah meminta aku ikut diboncengannya
atau sama seperti pemain bola yang tak mengemis untuk diidolakan jika penonton tidak suka dengan permainannya.