Saturday, December 22, 2012

Dear : God

When I open my eyes every morning, I just say one word.
When I go home from anywhere every day, I just ask one call.

That word and that call is “Mom” :’)

Tuhan, Entah bagaimana caranya bersyukur.
Aku masih tabu akan hal itu, kemewahan ini begitu megah.
Sampai sampai rasa terimakasihku belum mendekati makna syukur.

Walaupun begitu, biarkan mama lebih lama menemani hidupku Tuhan.
Hingga nanti aku benar-benar sudah mampu untuk kehilangannya.
Walaupun waktu itu sebenarnya tak akan datang, karena aku tak akan pernah mampu untuk itu.





Selamat hari Ibu, Ma.
Tetaplah disini lebih lama, agar aku lebih mengerti arti bersyukur akan kehadiranmu.

Senyum Manis Ridho

Cerpen terbit di Batam Pos Minggu, 28 Agustus 2011
Oleh Junaini Krisnawati

komen dari fb xpresi Batam Pos


“Pokoknya aku pasti bisa berbuat lebih daripada apa yang dilakukan sama Sisy” bentak Cici, gadis berambut lurus sebahu yang sedang kesal dengan seorang temannya bernama Sisy. Kemarahannya itu dilampiaskannya kepada seorang temannya yang kini juga berada di kamarnya tepat berdiri di sebelah kirinya. Teman di sebelahnya yang kerap di sapa Rere itu terus mengelus-elus pundak temannya yang sedang kesal itu. Sepertinya Rere mengerti dan hafal betul dengan sifat Cici yang gampang naik darah itu.

“Sudahlah Ci, apa gunanya kamu terus-menerus mengungkit masalah yang kecil itu,” Rere mulai memberanikan diri dan angkat bicara.
“Ngga bisa Re, Sisy itu udah melecehkan aku. Di mana harga diri aku, tadi di sekolah seolah-olah dia menjadi orang paling dermawan dengam memberi sumbangan panti asuhan lebih besar dari yang aku berikan,” Cici semakin menggebu-gebu. Mendengar hal tersebut Rere hanya menghela nafas panjang. Rere memang sudah lama bersahabat dengan Cici semenjak ia masuk SMA N 88 tahun lalu.
”Kalau tahu Sisi menyumbang 50.000, aku pasti bakalan nyumbang 100.000... huuufhh!” Cici masih sangat kesal karena merasa ada yang menyainginya untuk menyumbang ke panti asuhan. Kegiatan bakti sosial ini diadakan oleh sekolah mereka yang rutin setiap bulan Ramadan seperti sekarang ini.

Indiyana Temanku, Antara Ada dan Tiada

Cerpen terbit di Batam Pos Minggu, 19 Juni 2011
Oleh Junaini Krisnawati
komentar dari fb Xpresi Batam Pos

“Hallooowww...! Malam Fresh Audience semuanya. Apa kabar?? Semoga semuanya baik-baik aja yaaa. Malam-malam gini enaknya ditemenin sama Isna di Fresh Radio for you! Jam menunjukkan lima menit lepas dari pukul delapan malam, Isna bakal nemenin Fresh Audience sampai pukul sepuluh nanti, Tentunya di Nadi, Nada Indonesia. Sebelum para Fresher nge-request nada-nada Indonesia, Isna pengen muterin satu nada suara Indonesia dulu, di depan udah ada Geisha with Cinta dan Benci. Fresher stay tune terus di 80.8 Fresh Radio for you!”.

Suara seorang gadis yang kerap disapa Isna itu mengudara dari ruang siaran yang hanya berukuran dua meter kali dua meter. Isna biasa siaran antara pukul 8 hingga pukul 10 malam karena siang hari gadis berusia 19 tahun itu disibukkan dengan kegiatan perkuliahannya di kampus. Malam itu hujan turun sederas-derasnya menambah dingin suasana ruangan siaran Isna yang sudah dilengkapi dengan AC. Hal itu membuat perempuan berjilbab, berparas manis dan memiliki lesung pipit di kedua pipinya itu mengurungkan niatnya untuk pulang ke kost lebih awal. Tetapi, begitu hujan mulai mereda dan memberinya kesempatan untuk keluar ruangan maka Isna langsung bergegas keluar seraya menenteng tasnya dan langsung mencari angkot yang melewati kostnya.

Begitu sampai  di kost Isna bukannya buru-buru untuk istirahat tapi malahan dia bergegas membuka laptopnya dan langsung menuju ke alamat emailnya. Baru-baru ini Isna memang memiliki seorang teman bernama Indi tetapi belum pernah ia jumpai. Mereka hanya saling bertukar pikiran melalui email. Katanya temannya ini adalah seorang perempuan sebayanya yang berasal dari keluarga berada tetapi kurang mendapatkan perhatian oleh orang tuanya. Malam itu Isna mendapati  email masuk dari Indi yang berisi :

Aku Relawan Takjil

"dibuat dalam rangka mengikuti lomba online kisah Ramadhan 1432 H"

Aku adalah seorang remaja perempuan yang merupakan anggota dari pengurus keremajaan masjid di lingkungan rumahku. Beberapa hari lagi kami warga perumahan PGRI khususnya tempat dimana aku tinggal akan menyambut datangnya bulan nan suci bulan Ramadhan. Masjid Al-Hidayah adalah masjid yang kerap aku kunjungi bersama teman-teman remajaku yang lainnya. Seperti biasanya dalam menyambut hari-hari besar Islam kami akan mengadakan rapat untuk membentuk panitia hari besar Islam tersebut demikian juga dengan menyambut bulan Ramadhan tahun ini. Sore itu, ba’da ashar kami remaja dan remaji masjid Al-Hidayah berkumpul di teras masjid yang masih dalam keadaan belum berkeramik melainkan masih beralaskan tikar karet. Jangan dilihat dari jumlah kami yang sedikit yang hanya berkisar antara 6-8 orang, tapi lihatlah dari kemauan kami untuk meramaikan masjid tersebut dengan kegiatan islami.

Rapat dimulai. Ketua membagi-bagikan tugas yang akan dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Aku kebagian seksi konsumsi yang mengurusi takjil yang ada di masjid setiap sebelum waktu berbuka puasa bersama beberapa rekan perempuan lainnya. Aku menerima tugas itu dengan senang hati apalagi ada beberapa teman yang diitugaskan bersamaku sehingga aku tak perlu takut. Setelah semua anggota dapat bagian masing-masing akhirnya kami dibubarkan dan kembali kerumah masing-masing.

Hari ini hari pertama di bulan Ramadhan. 

Sunday, December 2, 2012

Beranda Depan Indonesia

Bendera umbul-umbul kuning tegak tertancap dijalan menuju asrama haji pada kamis pagi itu (29/11/2012). almamater biru muda bertuliskan  dan berlogokan sama dengan umbul-umbul tadipun tampak satu per satu lewat di gedung asrama haji. tulisan tersebut adalah PMII Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia. ya ... hari itu anggota PMII Batam mengadakan acara pembukaan TOT (Training Of Trainer) yang dimulai dari pukul 11.00 - 14.30 wib. seyogyanya TOT akan dilaksanakan 3 hari kedepan, tetapi sebelumnya pada hari ini diadakan pembukaan sekaligus seminar bersama beberapa pembicara. Kali ini Batam menjadi tuan rumah TOT, yang dihadiri oleh semua Pengurus PMII dari seluruh Indonesia. Dulu pada saat awal terbentuk PMII berada di bawah naungan NU (Nahdlhatul Ulama), tetapi sekarang sudah melepaskan diri serta berdiri sendiri.

"Saya dari Pengurus Besar PMII Jakarta dan ini dihadiri oleh semua cabang PMII di Indonesia" jelas Mas Farid yang tepat duduk disamping kanan saya saat saya tanya beliau dari mana.

Pembukaan TOT plus seminar yang diadakan di Aula Lantai 2 asrama Haji Batam ini mengusung tema "dengan semangat nasionalisme kita kawal pembangunan wilayah perbatasan untuk Indonesia yang berdaulat". Setelah sambutan dari ketua pelaksana, ketua organisasi, pembina dan berbagai pihak lainnya dari PMII, acarapun dibuka oleh Bapak Wakil Gubernur Kepri Dr. H. Suryo Respationo SH.,MH setelah menyampaikan sambutannya.
maaf ya gambarnya jelek... faktor hp kayaknya :D 
Pembicara dalam seminar ada 4 orang yakni Bapak H. Suryo Respationo, SH.,MH( Wakil Guberur Kepri ), Bapak Ir. H. nur Syafriadi, M.Si ( Ketua DPRD Kepri ), Bapak Ir. H.A Helmy Faisal Zaini ( Menteri Negara Daerah Tertinggal ), Bapak Addin Jauharuddin ( Ketua Umum Pengurus Besar PMII). Seminarpun dimulai, dibuka oleh moderator yang setelah itu langsung disuguhkan ke Bapak Wakil Gubernur Kepri.

Pak Suryo menjelaskan