Wednesday, February 5, 2014

Nostalgia Sosok Satria Jawa....

Salah satu satria Jawa, yang kukisahkan di masa putih-biru tujuh tahun yang lalu. tak ada kisah satria tersebut yang jelas dan terang untuk dijadikan referensi. Semua kisah masih menyatakan mungkin, sepertinya, dan ramai ditafsirkan. Tak ada yang memastikan siapakah dan apakah satria itu benar-benar muncul.

SATRIA PININGIT

Entahlah, apa benar ada satria yang menerima wangsit kepemimpinan itu. Satria yang dikabarkan memiliki tujuh nama, yang tidak diketahui juga apakah tujuh nama itu adalah satria yang berbeda-beda atau ada di dalam satu orang satria saja.

Tapi, yang jelas dan pasti aku tahu, aku menceritakannya dengan penuh kepercayaan diri waktu itu. Hikmat kelas menyaksikanku berceloteh, menambah aku merasakan sosok berani dan jujur si Satria Piningit mengalir di dalam diriku saat kudeklamasikan kisahnya di depan kelas.

Tapi, kini entah dimana kepercayaan diri yang dulu aku punya, tidak diketahui dan masih buram. sama seperti buramnya kisah si Satria Piningit.

Aku rindu, benang-benang kepemimpinannya menjalar membelit leherku. Sehingga membuatku berusaha untuk terus mencari cara melepaskannya. Semakin benang itu menyesakkanku semakin itu pula aku bangkit.

Padahal tidak semestinya lagi tanda-tanda kekanakan aku pampang. Portofolio kedewasaan harus tersemat lekat bak kupu-kupu yang mau tak mau harus melalui metamorfosis kepompong,

Waktu juga Butuh Kesempatan...

tak terdengar suara apapun.
tak tercium aroma apapun.
tak terlihat apa dan siapapun.
seperti ruangan tanpa udara. hampa.

lupakan saja semua yang tak perlu diingat "LAGI".

seperti dulu, sungguh susah membuang bantal kesayangan.
tapi bisa.

seperti dulu, sungguh bercucuran air mata untuk membuang mainan.
tapi, air mata itu kering juga.

pasti, sekarang juga akan sama seperti melupakan bantal dan mainan.
hanya saja perlu waktu.
beri waktu kesempatan untuk mengganti semuanya. (JK)